Minggu, 01 Januari 2017

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan ilmu-ilmu. Hasil kerja filosofis dapat menjadi pembuka bagi lahirnya suatu ilmu, oleh karena itu filsafat disebut juga sebagai induk ilmu (mother of science). Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir disiplin filsafat yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu pengetahuan. Filsafat Ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengtahuan ilmiah). Filsafat ilmu sangat berkaitan dengan ontologi, epistemologi dan aksiologi ilmu, dalam artian filsafat ilmu berusaha menjelaskan objek apa yang ditelaah ilmu, dengan proses apa ilmu diperoleh dan untuk apa ilmu itu dipergunakan.
Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para filsuf, berfilsafat menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan dalam hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus mengirim imformasi dari sisi ilmu pengetahuan,  tapi harus memberikan ilmu pengetahuan. Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari ilmu pengetahuan dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode ilmu pengetahuan. Dalam hubungan ini Harold H. Titus menerangkan bahwa ilmu pengetahuan mengisi filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat.
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah dua hal yang saling berhubungan. Secara historis, kelahiran ilmu pengetahuan berawal dari filsafat, begitu juga sebaliknya filsafat ilmu juga semakin berkembang seiring dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, pemikiran manusia juga mengalami perkembangan linear, dahulu masyarakat Yunani kuno mendasari pemikiran mereka dengan mitos, kemudian berkembang menjadi lebih rasional dengan paham teologi mereka, pemikiran inipun terus berkembang sampai melahirkan science dan teknologi yang dapat dirasakan manfaatnya sampai sekarang.
Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk diadakannya percobaan dan pendalaman untuk mendapatkan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat priori, yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat bersifat spekulatif dan kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.
Ilmu memiliki tugas melukiskan, sedangkan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan. Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta. Sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta itu, dari mana awalnya dan akan kemana akhirnya. Berbagai gambaran di atas memperlihatkan bahwa filsafat di satu sisi dapat menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu pengetahuan, namun di sisi yang lainnya ia juga dapat berfungsi sebagai cara kerja akhir ilmuwan.
Sumber :
Slamet, Ibrahim, FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN, Sekolah Farmasi ITB
2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar